Kehadiran Strategis dan Kepentingan Maritim China
Kehadiran Strategis dan Kepentingan Maritim China. Sumber: iss

Meningkatnya Kehadiran China di Samudra Hindia: Ambisi Indo-Pasifik yang Menguat

Sejak pertama kali mengerahkan kapal militernya ke Samudra Hindia pada 2008, China terus memperkuat aktivitas dan kehadirannya di kawasan ini. Selain untuk mengamankan kepentingan nasionalnya, Beijing juga menunjukkan kapabilitas militer dan strategisnya di Samudra Hindia, sebagai antisipasi terhadap kemungkinan konflik di kawasan Pasifik Barat.

Keterlibatan China di kawasan Samudra Hindia (Indian Ocean Region/IOR) tidak hanya terbatas pada hubungan sporadis dengan Afrika, Timur Tengah, atau Asia Selatan. Jika dilihat secara menyeluruh, dari Laut Merah hingga pantai barat Australia, terlihat jelas betapa pentingnya wilayah ini bagi strategi global Beijing.

Kehadiran Strategis dan Kepentingan Maritim China

China memiliki kepentingan strategis yang luas di Samudra Hindia. Meski sering diabaikan dalam diskusi geopolitik Indo-Pasifik, kawasan ini sangat vital bagi keamanan energi China, serta hubungannya dengan Afrika, Eropa, Timur Tengah, dan negara-negara kepulauan di kawasan tersebut. Kehadiran maritim China juga memperkuat citra Beijing sebagai kekuatan laut global dengan ambisi besar.

Sejak misi anti-pembajakan pertama pada 2008, China terus memperluas operasi maritimnya. Pada 2014, kapal selam Tiongkok dikerahkan ke Samudra Hindia, dan pada 2017, Beijing membuka pangkalan militer luar negeri pertamanya di Djibouti. Kini, China menjadi mitra dagang utama bagi sebagian besar negara pesisir Samudra Hindia, serta memiliki misi diplomatik di seluruh wilayah tersebut.

Perlindungan Jalur Komunikasi Laut (Sea Lines of Communication/SLOCs)

Kehadiran militer China di Samudra Hindia mencerminkan kepentingan maritim jangka panjang, bukan reaksi terhadap kekuatan regional tertentu. Meskipun AS dan India memiliki kehadiran angkatan laut yang kuat di kawasan ini, China adalah salah satu dari sedikit negara dengan operasi maritim yang konsisten dan luas.

Fasilitas militer di Djibouti memungkinkan Beijing melakukan latihan bersama negara non-kawasan seperti Rusia, sekaligus memperluas jangkauan militernya jauh dari wilayah domestik.

Latihan Militer dan Kemitraan Strategis

Selama lima tahun terakhir, China secara aktif mengadakan latihan militer di Samudra Hindia, yang mencakup operasi maritim, udara, darat, serta bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana (HADR). Antara 2020–2022, China menggelar tujuh latihan (lima maritim), dan jumlah ini melonjak menjadi 14 latihan pada 2023 (sembilan maritim). Pada 2024 hingga kuartal pertama 2025, tercatat 12 latihan (enam maritim).

Wilayah latihan meliputi Laut Arab, Teluk Oman, Selat Malaka, Selat Mozambik, dan Laut Merah. Mitra latihan termasuk negara-negara IOR seperti Bangladesh, Indonesia, Pakistan, Singapura, Oman, Afrika Selatan, dan Uni Emirat Arab.

Menariknya, China juga mengadakan empat latihan trilateral dengan Rusia dan Iran sejak 2022. Meskipun Samudra Hindia bukan kawasan utama bagi kedua negara tersebut, komitmen untuk beroperasi di wilayah ini menunjukkan ekspansi pengaruh strategis mereka.

Kesimpulan

China kini semakin mantap menjadikan Samudra Hindia sebagai bagian penting dari strategi Indo-Pasifiknya. Kehadiran militer dan diplomatiknya yang konsisten menunjukkan keseriusan Beijing dalam mengamankan jalur perdagangan dan memperluas pengaruh globalnya di kawasan yang selama ini didominasi oleh kekuatan tradisional seperti Amerika Serikat dan India.


Discover more from Sumbu Informasi

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply