Dua kapal induk bertenaga nuklir milik Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Carl Vinson (CVN-70) dan USS Nimitz (CVN-68), melakukan operasi gabungan di wilayah Laut Arab yang masuk dalam komando US Central Command (CENTCOM). Foto manuver militer ini dirilis resmi oleh Angkatan Laut AS pada 5 Juli 2025.
Kedua kapal raksasa kelas Nimitz ini dirancang untuk menunjukkan kekuatan maritim Amerika di wilayah strategis Timur Tengah. Operasi ini dipandang sebagai bentuk penegasan kehadiran militer AS, terutama di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik kawasan.
Profil Kapal Induk
USS Carl Vinson bermarkas di San Diego dan membawa lebih dari 60 unit pesawat dan helikopter tempur.
USS Nimitz, yang aktif sejak 1975, adalah kapal induk tertua dalam jajaran Angkatan Laut AS dan dinamai dari Laksamana Chester W. Nimitz.
Keduanya memiliki bobot lebih dari 100.000 ton dan panjang mencapai 1.092 kaki. Ditenagai oleh dua reaktor nuklir A4W, kapal-kapal ini mampu berlayar dengan kecepatan lebih dari 30 knot tanpa pengisian bahan bakar selama dua dekade.
Sistem Pertahanan dan Kapabilitas
Kapal induk kelas Nimitz dilengkapi sistem peluncur CATOBAR yang memungkinkan peluncuran berbagai jenis pesawat. Sistem pertahanan canggih seperti Sea Sparrow, Rolling Airframe Missiles, Phalanx CIWS, serta perlindungan elektronik menjadikan kapal ini sebagai benteng terapung yang sulit ditembus.
Misi dan Peran Strategis
Selain sebagai alat tempur, kapal induk AS sering difungsikan sebagai sarana diplomatik dan bantuan kemanusiaan. Kehadirannya di wilayah Timur Tengah mengirimkan pesan kuat terkait komitmen AS menjaga stabilitas kawasan dan mengamankan jalur pelayaran strategis seperti Selat Hormuz dan Bab al-Mandab.
Langkah ini diyakini sebagai bagian dari strategi AS dalam menghadapi potensi ancaman regional, termasuk ketegangan antara Iran dan sekutu-sekutu AS di Timur Tengah.
Discover more from Sumbu Informasi
Subscribe to get the latest posts sent to your email.