Pada dini hari Jumat, 13 Juni 2025, Israel melancarkan serangan udara berskala besar ke wilayah Iran. Target utama dalam operasi ini adalah fasilitas-fasilitas strategis milik Iran, termasuk situs nuklir utama seperti Natanz. Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam ketegangan panjang antara kedua negara dan memicu kekhawatiran internasional mengenai potensi pecahnya perang skala besar di kawasan Timur Tengah.
Target Fasilitas Nuklir dan Infrastruktur Militer
Menurut pernyataan dari pemerintah Israel, serangan ini merupakan langkah preemptif untuk menghentikan ancaman nuklir dari Iran. Fasilitas-fasilitas bawah tanah di Natanz, yang diketahui menjadi pusat pengayaan uranium Iran, menjadi salah satu titik serangan utama. Selain itu, beberapa situs militer, pusat komando, serta jalur distribusi rudal juga dilaporkan terkena dampaknya.
Iran Bersiap Membalas
Pemerintah Iran segera meningkatkan kesiagaan militer setelah serangan tersebut. Pasukan Revolusi Iran (IRGC) dilaporkan telah memobilisasi unit rudal dan drone sebagai bagian dari kemungkinan balasan. Pihak berwenang Iran menyebut serangan Israel sebagai bentuk agresi terang-terangan dan berjanji akan memberikan respons yang “tepat dan menghancurkan.”
Tanggapan Global dan Dampak Ekonomi
Serangan ini memicu reaksi dari berbagai negara. Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa mereka telah diberi pemberitahuan sebelumnya oleh Israel, namun menyatakan tidak terlibat langsung dalam operasi tersebut. Negara-negara seperti Rusia, Cina, dan Turki menyerukan penahanan diri dan dialog diplomatik untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
Dampaknya juga terasa di pasar global, di mana harga minyak melonjak lebih dari 5% akibat kekhawatiran terganggunya suplai dari Timur Tengah. Indeks saham global mengalami penurunan, mencerminkan ketidakpastian geopolitik yang meningkat.
Israel Tetapkan Status Darurat
Pemerintah Israel telah menetapkan status darurat nasional. Ruang udara ditutup untuk penerbangan sipil, dan warga diimbau untuk siaga di tempat perlindungan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa operasi ini akan “berlangsung selama yang diperlukan” hingga ancaman dari Iran benar-benar dinetralisir.
Serangan Israel ke Iran menjadi titik panas baru dalam dinamika geopolitik global. Dengan dua kekuatan besar di Timur Tengah saling berhadapan secara terbuka, dunia kini menanti apakah akan terjadi eskalasi lebih lanjut atau akan ada peluang diplomatik untuk meredakan ketegangan.
Discover more from Sumbu Informasi
Subscribe to get the latest posts sent to your email.