Dipublikasikan pada: 11 Juni 2025
Hubungan diplomatik antara Thailand dan Kamboja kembali memanas setelah laporan bentrokan militer di wilayah perbatasan yang dikenal sensitif, yaitu di sekitar Kuil Preah Vihear. Lokasi ini telah lama menjadi titik sengketa antara kedua negara meskipun Mahkamah Internasional telah mengeluarkan putusan pada tahun 1962 yang menyatakan bahwa kuil tersebut milik Kamboja.
Namun, ketidakjelasan garis batas di sekitar area tersebut terus menjadi sumber konflik, bahkan beberapa kali memicu bentrokan bersenjata di masa lalu.
Pada Selasa malam (10 Juni 2025), militer Thailand melaporkan bahwa pasukan Kamboja melintasi batas yang diklaim sebagai wilayah Thailand. Hal ini memicu reaksi dari tentara Thailand yang melakukan penghadangan.
Meskipun tidak terjadi kontak senjata besar, sumber militer menyebutkan adanya ketegangan tinggi di lokasi. Kementerian Luar Negeri Thailand telah memanggil duta besar Kamboja untuk memberikan penjelasan resmi.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Kamboja membantah tudingan tersebut. Jenderal Chhum Socheat menyatakan bahwa pasukannya sedang menjalankan patroli rutin di wilayah sah milik Kamboja dan menuduh Thailand melakukan provokasi.
Kuil Preah Vihear adalah situs warisan budaya yang memiliki nilai historis dan strategis. Pada tahun 2008, ketegangan memuncak ketika UNESCO menetapkan kuil ini sebagai situs warisan dunia milik Kamboja, yang ditentang keras oleh Thailand.
Meski telah ada putusan ICJ, interpretasi batas wilayah di sekitar kuil masih berbeda di antara kedua negara, yang menyebabkan bentrokan terus berulang.
Beberapa analis menyatakan bahwa konflik ini tak lepas dari dinamika politik domestik di masing-masing negara:
Thailand sedang mengalami tekanan politik internal usai gelombang unjuk rasa sipil menuntut reformasi pemerintahan.
Kamboja berada di bawah tekanan internasional terkait pelanggaran hak asasi manusia dan pembungkaman oposisi.
Ketegangan ini bisa jadi digunakan oleh pihak tertentu untuk mengalihkan perhatian publik ke isu eksternal.
Warga di sekitar wilayah perbatasan dilaporkan mulai mengungsi ke lokasi yang lebih aman karena khawatir akan adanya bentrokan lanjutan. Aktivitas ekonomi juga terganggu, terutama di sektor perdagangan lintas batas.
Ketegangan ini menjadi perhatian serius bagi negara-negara ASEAN, yang khawatir konflik ini dapat merusak stabilitas regional dan mengganggu integrasi kawasan.
Organisasi regional seperti ASEAN diharapkan segera mengambil langkah diplomatik untuk menengahi kedua negara. Beberapa negara anggota telah menyerukan dialog damai dan penyelesaian sengketa melalui jalur diplomasi.
ASEAN memiliki prinsip non-intervensi namun juga menjunjung tinggi penyelesaian damai atas konflik antarnegara anggota.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja di kawasan Kuil Preah Vihear kembali mengingatkan dunia akan pentingnya diplomasi, kejelasan batas wilayah, dan kerja sama regional. Masyarakat internasional berharap kedua negara bisa menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut.
Discover more from Sumbu Informasi
Subscribe to get the latest posts sent to your email.