Hutan Amazon dikenal sebagai salah satu wilayah paling liar dan terpencil di dunia. Namun, selama ratusan tahun, banyak cerita yang menyebutkan bahwa kota-kota kuno tersembunyi di dalamnya. Salah satunya adalah legenda El Dorado, kota emas yang dikejar oleh para penjelajah Spanyol, termasuk Percy Fawcett yang hilang saat mencari “Kota Z” di awal abad ke-20.
Kini, cerita itu mulai terbukti. Para ilmuwan menemukan bukti nyata bahwa kota-kota kuno memang pernah ada di Amazon. Dengan bantuan teknologi pemetaan udara bernama LIDAR (Light Detection and Ranging), para peneliti berhasil “menembus” pepohonan hutan dan mengungkap struktur kota kuno di wilayah Llanos de Mojos, Bolivia.
LIDAR bekerja dengan menembakkan sinar inframerah dari helikopter ke permukaan bumi. Pantulan sinar itu lalu dikumpulkan menjadi data untuk membuat peta tiga dimensi. Hasilnya menunjukkan keberadaan kota besar yang dulunya dihuni oleh budaya Casarabe, yang berkembang antara tahun 500 hingga 1400 Masehi.

Para peneliti menemukan 26 situs peninggalan, termasuk dua kota besar bernama Landívar dan Cotoca. Kota-kota ini memiliki bangunan besar berbahan tanah, piramida setinggi 20 meter, teras buatan, dan dikelilingi oleh parit serta tanggul. Semua struktur tersebut tersusun rapi dan mengarah ke barat laut, mencerminkan sistem kepercayaan kosmologis masyarakatnya.
Yang menarik, kota-kota ini dihubungkan oleh jalan-jalan lurus seperti jari-jari roda yang mengarah ke pusat kota. Kanal air juga dibangun untuk menghubungkan pemukiman dengan sungai dan danau, menunjukkan kemampuan rekayasa lingkungan yang sangat maju.
Heiko Prümers, peneliti dari Institut Arkeologi Jerman, menyebut penemuan ini sebagai bukti bahwa Amazon bukanlah wilayah kosong seperti yang dulu dipercaya. “Banyak orang menganggap Amazon tak pernah dihuni secara serius. Tapi kenyataannya, ada peradaban yang sangat berkembang di sini,” katanya.
Sementara itu, Michael Heckenberger, antropolog dari University of Florida, menyebut ini sebagai bukti paling jelas dari urbanisasi di Amazon. “Ini bukan sekadar desa yang terhubung. Ini benar-benar kota dengan pusat pemerintahan dan bangunan besar,” ujarnya.
Meski bangunan mereka hanya terbuat dari tanah, skala dan kerumitannya tidak kalah dari peradaban besar seperti Maya. Hanya saja, karena tidak dibangun dengan batu, sisa-sisanya sulit ditemukan tanpa bantuan teknologi seperti LIDAR.
Penelitian ini membuktikan bahwa Amazon pernah menjadi pusat peradaban yang kompleks. Di masa depan, para ahli percaya akan ditemukan lebih banyak lagi kota-kota kuno yang serupa, bahkan mungkin lebih besar.
Discover more from Sumbu Informasi
Subscribe to get the latest posts sent to your email.