Jakarta, Juli 2025 – Proyek pengembangan jet tempur generasi 4.5, KF-21 Boramae, yang dikerjakan bersama oleh Korea Selatan dan Indonesia, mengalami perkembangan signifikan baik dari sisi teknis maupun finansial.
Harga satu unit KF-21 mengalami lonjakan cukup drastis dari semula USD 70,4 juta menjadi sekitar USD 110 juta atau setara hampir Rp 1,7 triliun. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan sistem avionik, pemasangan radar AESA canggih, serta berbagai fitur tempur mutakhir lainnya.
Meski harga naik, Korea Selatan tetap melanjutkan program ini dengan menandatangani kontrak pembelian tambahan 20 unit jet tempur pada akhir Juni 2025. Ini menjadikan total pesanan Korea mencapai 40 unit, dengan rencana pengiriman mulai paruh kedua 2026 hingga 2028.
Sementara itu, Indonesia yang sebelumnya menyepakati kontribusi sebesar 1,6 triliun won dalam proyek ini, telah merundingkan ulang nilai tersebut menjadi hanya 600 miliar won (sekitar USD 438 juta). Meski kontribusi keuangan menurun lebih dari setengah, Indonesia tetap mendapatkan hak atas 48 unit jet KF-21, serta menjamin tetap ikut serta dalam proses produksi dan transfer teknologi melalui PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

Perjanjian baru ini memungkinkan Indonesia untuk melakukan pembayaran sebagian melalui komoditas seperti sawit dan kopi, sebagai solusi alternatif di tengah tekanan fiskal.
Langkah ini menegaskan bahwa meski sempat terjadi tarik ulur dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama strategis pertahanan Indonesia–Korea Selatan tetap terjaga. KF-21 menjadi simbol kebangkitan industri pertahanan kawasan Asia dan peluang bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian alutsista nasional.
Discover more from Sumbu Informasi
Subscribe to get the latest posts sent to your email.