Resmob Polda Gorontalo Tangkap Pelaku Penggelapan 3 Mobil, Gunakan Identitas Palsu dan Gadaikan BPKB

Gorontalo – Tim Resmob Otanaha Ditreskrimum Polda Gorontalo, didukung oleh Resmob Polda Sulawesi Utara, berhasil menangkap seorang pria berinisial Alfian Y.K. Wuisan atas dugaan penggelapan tiga unit mobil. Tersangka diketahui menggunakan identitas palsu dan menggadaikan dokumen BPKB kendaraan ke perusahaan leasing.

Penangkapan dilakukan pada Minggu, 13 Juli 2025 pukul 16.29 WITA, berdasarkan laporan polisi yang masuk pada 9 Oktober 2024 dengan nomor LP/B/277/X/2024/SPKT/POLDA GORONTALO. Korban dalam kasus ini adalah Sumarlin K. Abdullah, anggota Polri yang mengalami kerugian mencapai Rp100 juta.

Kronologi bermula pada 10 Desember 2022, ketika Alfian meminjam BPKB milik korban dengan alasan hanya ingin memfotonya. Dokumen diserahkan melalui perantara bernama Boni Haras. Namun, ketika korban meminta kembali dokumen tersebut dua bulan kemudian, pelaku berdalih BPKB masih disimpan di dalam brankas.

Kecurigaan muncul setelah diketahui bahwa BPKB tersebut telah digadaikan oleh Alfian ke perusahaan pembiayaan MOLADIN senilai Rp90 juta. Informasi ini dikonfirmasi langsung oleh staf MOLADIN bernama Roy Potale.

Yang mengejutkan, pelaku menggunakan dua identitas dalam aksinya. Identitas asli atas nama Alfian Y.K. Wuisan, warga Kota Gorontalo, sementara identitas palsu yang digunakan adalah atas nama Audy Christian, warga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Dalam kasus ini, penyidik juga memeriksa dua saksi yakni Boni Haras dan Roy Potale untuk mendalami keterlibatan dan kemungkinan adanya jaringan penggelapan kendaraan bermotor dengan modus serupa.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Gorontalo, Kombes Pol Dr. Ade Permana, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa penyelidikan masih terus dikembangkan. “Kami imbau masyarakat agar berhati-hati dalam menyerahkan dokumen penting, termasuk BPKB, meskipun kepada orang yang sudah dikenal,” ujarnya.

Saat ini, pelaku telah ditahan di Mapolda Gorontalo dan akan dijerat dengan pasal penggelapan sesuai KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara.