pagaralampos.disway.id - suku polahi
pagaralampos.disway.id - suku polahi

Suku Polahi: Komunitas Terakhir di Hutan Gorontalo

Menelusuri Jejak Suku Polahi: Komunitas Pedalaman Terakhir di Jantung Hutan Gorontalo

GORONTALO โ€“ Di balik lebatnya hutan tropis yang membentang di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, tersembunyi kehidupan sekelompok manusia yang masih hidup terasing dari modernitas. Mereka adalah Suku Polahi, satu-satunya komunitas pedalaman yang tersisa di Gorontalo, yang menyimpan segudang fakta unik dan menarik bagi dunia antropologi dan budaya Indonesia.

Suku Polahi dikenal sebagai masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah (nomaden) di kedalaman hutan Gorontalo, jauh dari sentuhan peradaban modern. Konon, leluhur mereka adalah para pelarian dari kekuasaan kolonial Belanda pada abad ke-17. Untuk menghindari penindasan dan pemaksaan kerja paksa, kelompok ini melarikan diri ke belantara hutan dan memutuskan untuk hidup dalam keterasingan. Sejak itu, mereka mempertahankan gaya hidup mandiri yang terlepas dari struktur sosial dan pemerintahan resmi.

idntimes.com | Taman Bogani Nani Wartabone

Yang menarik, Suku Polahi tidak mengenal sistem kepemimpinan formal seperti kepala suku atau tetua adat. Mereka hidup dalam kelompok kecil berbasis keluarga dan mengambil keputusan secara kolektif. Bahasa yang mereka gunakan merupakan dialek kuno Gorontalo yang telah bercampur dengan ragam kosakata unik, dan sulit dipahami oleh penutur bahasa Gorontalo modern. Meski demikian, sejumlah peneliti menyebut bahwa bahasa Polahi adalah salah satu peninggalan linguistik paling otentik di wilayah Sulawesi.

Dr. Andi Mahfud, antropolog dari Universitas Negeri Gorontalo, menjelaskan bahwa Suku Polahi adalah cermin nyata kehidupan manusia yang masih bersandar penuh pada alam. “Suku Polahi mewarisi gaya hidup yang sangat langka. Mereka tidak hanya bertahan di tengah hutan, tetapi juga menyatu secara harmonis dengan alam, tanpa merusaknya.” ujarnya dalam wawancara pada tahun 2023.

Dari sisi kepercayaan, Suku Polahi tidak menganut agama resmi apa pun. Mereka mempercayai kekuatan alam dan roh-roh leluhur, dan mengatur hidup berdasarkan pemahaman spiritual yang diwariskan secara lisan turun-temurun. Ritual-ritual penyembuhan, persembahan kepada alam, dan pantangan berburu hewan tertentu merupakan bagian penting dari sistem kepercayaan mereka. Meski terdengar mistis, sistem nilai tersebut justru menunjukkan penghormatan tinggi mereka terhadap ekosistem hutan.

Dalam hal bertahan hidup, masyarakat Polahi memiliki kemampuan luar biasa dalam mengenali tanaman obat, teknik berburu tradisional, dan cara bertani sederhana. Mereka tidak menggunakan listrik, tidak mengenal uang, dan menggantungkan seluruh kebutuhan hidup dari alam sekitar. Pengetahuan mereka tentang hutan begitu rinci, bahkan mampu mengidentifikasi waktu migrasi hewan atau musim tumbuhnya tanaman liar hanya berdasarkan perubahan aroma tanah dan suara burung.

Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Dinas Sosial telah beberapa kali mencoba menjalin pendekatan terhadap komunitas ini. Kepala Dinas Sosial Gorontalo, Rina Tandiono, mengungkapkan, “Kami menghormati pilihan hidup mereka, tetapi tetap berupaya membuka akses pelayanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Itu pun dengan pendekatan yang sangat hati-hati dan menghargai kearifan lokal.”

Upaya pemerintah dan peneliti untuk mendekatkan mereka pada layanan kesehatan dan pendidikan telah dilakukan sejak awal 2000-an. Namun, sebagian besar anggota suku menolak keluar dari hutan dan memilih mempertahankan gaya hidup mereka. Beberapa individu yang sempat berinteraksi dengan dunia luar pun akhirnya kembali ke dalam hutan karena merasa terasing dengan hiruk-pikuk peradaban.

Keberadaan Suku Polahi hari ini menjadi cermin hidup tentang bagaimana sebuah komunitas manusia mampu bertahan ratusan tahun dengan kemandirian dan keselarasan bersama alam. Namun, ancaman deforestasi, perambahan hutan, dan eksploitasi sumber daya alam menjadi bayang-bayang yang perlahan menggerus ruang hidup mereka. Dalam diam dan keterasingan, Suku Polahi bukan hanya warisan budaya, melainkan simbol perlawanan terhadap arus globalisasi yang sering kali mengabaikan keberagaman cara hidup manusia.


Discover more from Sumbu Informasi

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply